SEJARAH AKAN TERUS BERULANG WALAU JAMAN DAN REZIM TERUS BERJALAN



Ingat Buya Hamka yang dipenjarakan Soekarno selama dua tahun empat bulan. Tanpa peradilan dan dengan alasan yang tidak masuk akal.
Dulu presiden kita sedikit condong ke komunisme, slogan marhaenisme kala itu mengubah pola pikir.
Marhaenisme adalah ideologi yang menentang penindasan manusia atas manusia dan bangsa atas bangsa. Ideologi ini dikembangkan oleh Presiden pertama Negara Republik Indonesia, Ir. Soekarno, dari pemikiran Marxisme yang diterapkan sesuai natur dan kultur Indonesia.
Soekarno mencetuskan Marhaenisme yakni untuk mengangkat harkat hidup Massa Marhaen (terminologi lain dari rakyat Indonesia), yang memiliki alat produksi namun (masih) tertindas. Meski demikian, pengertian Marhaen juga ditujukan kepada seluruh golongan rakyat kecil yang dimaksud ialah petani dan buruh(proletar) yang hidupnya selalu dalam cengkeraman orang-orang kaya dan penguasa/Borjuis/Kapitalis.
Karena pemahaman presiden tentang marhaenisme ini akhirnya ditunggangi orang-orang komunis demi kepentingan golongan.
Buya Hamka dituduh terlibat rencana pembunuhan oleh presiden waktu itu. Masalahnya sepele hanya berbicara pelarangan beredarnya buku Pramoedya Ananta Toer.
Irfan Hamka anak kelima dari Buya Hamka mengatakan " filsafat Buya Hamka adalah cinta" dan itu di pertegas oleh Taufik Ismail.
. "Kalau tidak suka pada isi sebuah buku, jangan buku itu dilarang, tapi tandingi dengan menulis buku pula, kata beliau," tulis Taufiq Ismail menceritakan sosok Buya Hamka dalam pengantar buku Ayah.
Nama Buya Hamka dihancurkan oleh Pramoedya melalui surat kabar Bintang Timoer media pro-komunis.
1955 situasi mirip seperti keadaan sekarang ini. Diam terdesak terpinggirkan. Dari bawah ke atas adalah penghambaan serta penjilatan.
Lawan politik komunis adalah Masyumi. Sekarang lawan politik sama seperti dulu akan dihabisi dengan pasal yang dicari-cari. Siapa lawanya? Partai anti kebijakan pemerintah dan Ulama.
Hitung saja sekarang beberapa ulama di kriminalisasi dan aktivis dijadikan tahanan politik.
Soekarno saat itu tersandera oleh komunis sebagai partai tiga besar yang mendukung kebijakan Soekarno sebagai presiden.
Jika masih kurang paham sejarah sampeyan sebagai pemuda baiknya mencari referensi dan cari benang merahnya. " Jangan sekali-kali melupakan sejarah atau jasmerah_, Soekarno" agar kalian tidak salah arah ambil sikap jika memahami sejarah bangsa.
Siapapun yang sebagai penguasa akan berpotensi menggunakan kekuasaan, kekuatan untuk menekan, meskipun itu pada sahabat sendiri. Cara itu pasti dilakukan kepada agar kekuasaan terus langgeng layaknya Fir'aun dan Xerxes dalam film Spartan.
Dan kebesaran hati Buya Hamka di saat Soekarno dan Pram meninggal yang jadi imam sholat jenazah dirinya itupun karena wasiat dari keduanya sebelum meninggal.
Bahkan anaknya Pramoedya dan menantunya di suruh belajar agama serta menjadi murid dari KH Abdul Malik, pesan terakhir Pramoedya Ananta Toer kepada anaknya.
Sedikit mengevaluasi dan mengulas sejarah ... Untuk yang tidak sepaham, balaslah tulisan dengan tulisan karena ini grup literasi. Cukup adil. Semoga pejabat publik tidak mengalami nasib seperti Soekarno.

Posting Komentar

0 Komentar