Islamisme merupakan typologi gerakan terbesar kelima yang harus kita bahas setelah Kiri Radikal, Kiri Moderat, Kanan Konservatif, Kanan Liberal. Saya akan membagi penulisan Islamisme ini dalam dua bagian, Pertama mengenai varian islamisme dalam hal ideologis, orientasi politik dan organisasi organisasi islam yang masuk dalam masing-masing varian. Kedua mengenai Islam Non-Mainstrem bagian ini akan membahas taksonomi gerakan dan organisasi islam yang masuk dalam kategori Islam Non-Mainstrem. Untuk narasi pertama ini mari kita fokuskan untuk membaca wajah islam yang pertama
Varian-varian islam setelah lahirnya era reformasi dapat dikatagorikan menjadi empat kelompok: (1)Islam moderenis (2)Islam tradisionalis-konservatif (3)Transformisme islam (4)Islam fundamentalis
1.
Islam Moderenis
Ciri utama aliran islam ini ialah pengembangan pemikiran
rasionalis, liberal, dan moderenis. Ada yang menmpuh jalan politik dan iasanya
aliran moderenis yang memmpuh jalan politik biasanya melalui jalan-jalan
partisipasi partai-partai demokrasi. Dan ada juga yan menempuh jalan-jalan
kultural dan biasanya pengembangan masyarakat sipil, dalam hal ini mereka
menolak islam-politik. Secara umum aliran moderenis ini terbagi menjadi dua
kultur, yakni kultur liberal dan kultur radikal.
Kultur Liberal mempunyai keyikan mereka harus memisahkan agama dan
negara, karena Negara merupakan hal duniawi yang bernuansa logis-kolektif,
sedangkan agama merupakan hal yang spritula-pribadi, aliran ini bisa kita lihat
dalam corak kultir Paramadina, JIL dan beberapa aktifis HMI.
Sementara
Kultur Radikal mempunyai keyakinan penolakan keopada westernisasi dan
skulerisasi Kultur Liberal, tapi mereka menerima tentang konsep Rasionalitas
yang harus diterapkan dalam kehidupan beragama, bagaimana menusia bisa maju
jika mereka tidak menggunakan konsep rasionalitas dalam kehidupan beragama.
Corak ini menolak adanya skuleritas agama-negara apalagi untuk pendapat “bagaimana manusia bisa maju jika tidak
mensekulerkan agama-negara terlebih dahulu” Corak ini bisa kalian lihat
dalam kelompok ikhwanul Muslimin.
2.
Islam
Tradisionalis-Konservatif
Islam tradisional-konservatif ini bisa kalian lihat pada
Kelompok-Kelompok Islam Terbesar Indonesia, yakni Muhamadiyyah Dan Nahdlatul
Ulama, jika Muhamadiyyah selama ini
dianggap sebagai Islam yang Moderenis sepanjang pengamatan saya itu hanya
perspektif Paradigma Keagamaanya saja yang cenderung Rasionalitas, tetapi dalam
hal politik ideologis Muhamadiyyah tetap Memegang Nilai-nilai Moderat,
Koopratif dan masih bisa Sinergi Dengan Negara. Sementara Nahdlatul ulama yang
walupun kebijakannya selalu update sesuai kebutuhan dan permaslaah dari Zaman
ke zaman Nahdlatul ulama tetap memunyai keyakinan Kewajiban Mena’ati Negara Bangsa dan Pemimpin
yang terpilih secara Sah, asalkan Pemimpin tersebut masih bisa menjamin
terjalankannya Syari’at dan Terhindarnya Kekufuran.
Selain itu, kita juga bisa melihat Kelompok Islam Persis, atau
Perti yang menurut pengamatan saya juga termasuk golongan ini, karena
mereka juga masih bisa Berakomodasi dengan Negara Bangsa, Barangkali ini Prihal
Sejarah Bangsa ini, Kenapa ? Karena Nahdlatul Ulama dan Muhamadiyyahlah yang
secara tegas dan terus terang mengawal berdirinya Bangsa ini, Sehingga agaknya
Nahdlatul Ulama Dan Muhamadiyyahlah pemegang Saham Negara. Maksudnya, Mereka
Mempunyai Tanggung Jawab Penuh untuk mengawal Kebijakan Negara, Karena Menutur
dua Organisasi itupun NKRI adalah Hal yang Sudah Final.
Sebaliknya, dari Golongan Islam Neo-tradisionalisme sangat
menolak jika harus brakomodasi dengan negara-bangsa, karena misi politis mereka
ialah mempersatukan umat islam secara universal dibawah bendera Khilafah,
contoh yang paling gampang ialah HTI (Hizbut tahrir Indonesia) tetapi
dalam varian neo-tradisionalisme ini ada juga kelompok yang menolak
berakomodsasi dengan negara-bangsa tetapi tidak mempunyai visi politis, gerakan
mereka lebih ternilai kultural dan menolak islam-politis, tujuannya semata
hanya Komunalisme Global. Kelompok ini ialah Darrul arqom, Dan
Jama’ah Tabligh. Tiga kelompok itu (HTI-DA-JT) akan saya bedah dalam Islam
Non-Mainstrem.
3.
Transformisme Islam
Pegaruh pemikiran kiri juga masuk dalam tubuh islam, sampai
timbulnya aliran baru dalam islam, yakni islam transformisme. Ciri kelompok ini
ialah pembaharuan, maksudnya islam harus bisa menjadi pelindung untuk kaum kaum
Mustadh’afin (kaum tertindas) oleh Pemerintah atau oleh sistem
kepemerintahan, menurutnya islam harus Progresifistik. Manurut kelompok ini
moderenisasi sudah terlalu mengeksploitasi manusia, sehingga manusia sudah
tidak menemukan harkat dan martabatnya sebagai manusia. Moderenisasi
menimbulkan dampak yang tidak baik bagi masyarakat, menciptakan kelas dalam
Masyarakat.
Pemikiran-pemikiran islam transformis ini bisa kalian lihat pada
Masdar su’udi yang bergerak pada organisasi-organisasi masyarakat sipil, dan
kalau tingkat internasional bisa kalian lihat gagasan Hasan Hanafi dan Muhammad
Arkun. Mereka terlihat sangat prulalis, inklusif dan selalu memperjuangkan
Demokrasi Negara-bangsa.
4.
Islam
Fundamentalis
Sumber ideologis dalam Islam Fundamentalis sangat Beragam, Varian
islam ini juga disebut dengan Varian neo-revavalis, karena mereka mempunyai
visi kebangkitan hegemoni Dunia Islam.
Tetapi, bisa kita kerucutkan wabah dari perkembangan islam varian
ini ialah Produk Wahabisme Indinesia, Secara Keagamaan Mereka Lebih condok
kepada Salafi (golongan dulu), mereka sangat menolak skulerisasi agama,
westernisasi dan moderenisasi.
Secara
keagamaan kelompok ini menganut paham salafi, dan memperjuangkan negara islam
yang Kaffah, hegemoni yang mereka lakukan bisa dilihat dalam
simbol-simbol yang mereka ciptakan di Indonesia, contoh kecil budaya
peremuan islam berkerudung dan bercadar di timur tengah dibawah ke Indonesia.
Gerakan tersebut tentulah bukan hanya pada simbolik saja, nyatanya ada juga
gerakan-gerakan nyata dari Imam Samudra CS. Jika diambil benang merahnya,
maraknya gerakan salafi ini diakibatkan pemaknaan yang terlalu tekstualis,
sehingga meraka sangat menolak moderintas.
Selamat Membaca.....
0 Komentar